Langsung ke konten utama

Pengen Jadi Freelance? Siapkan 5 Hal ini!

persiapan menjadi freelancer

Di era modern ini banyak orang yang beralih pekerjaan menjadi freelancer. Beberapa orang, khususnya kaum millennials yang meninggalkan pekerjaan kantor dan beralih menjadi pekerja lepas. Meskipun, masih banyak orang yang memandang, pekerja lepas seperti tidak bekerja.

Hal itu juga terjadi kepada saya, sudah hampir 2 tahun, saya menjadi full freelancer. Sebetulnya bekerja sebagai freelance sudah saya lakukan sejak kuliah semester 6. Namun, awalnya hanya untuk menambah uang jajan saja. Kini, hampir 2 tahun ini bekerja sebagai freelance menjadi pekerjaan utama saja.

Banyak yang berkata "jadi freelencer enak ya?". Namun, banyak pula yang mengatakan "kamu kok gak kerja sih, di rumah terus?"

Buat teman-teman yang saat ini menjadi freelancer, mungkin pernah juga mengalami hal tersebut. Dikira tidak bekerja, karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tapi, terlepas dari persepsi orang yang berbeda-beda, saya ingin berbagi tips untuk teman-teman yang ingin menjadi freelancer, karena merasa jenuh dengan pekerjaan kantornya. Atau ingin bekerja yang lebih bebas sesuai passionnya.

Nah, jika teman-teman ingin menjadi freelancer, ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Agar tidak memperburuk kondisi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hal finansial.

Hal-Hal yang Perlu Disiapkan untuk Menjadi Freelancer

1. Keahlian yang dimiliki

via https://pixabay.com/startupstockphotos

Sebelum memutuskan resign dari kantor, pastikan kamu memiliki keahlian khusus. Mengapa hal ini penting? Karena ketika menjadi seorang freelancer, kamu bukan lagi mengandalkan ijazah lulusanmu, tapi keahlianmu untuk mencari bidang pekerjaan lepas nantinya.

2. Tentukan tempat bekerja

https://pixabay.com/tookapic

Usahakan kamu sudah menentukan dimana kamu akan bekerja. Artinya kamu sudah punya tujuan ingin mendaftar sebagai freelance di temoat tertentu. Misalnya mendaftar di platform online, melalui website pribadi, atau melalui media sosial.

3. Punya simpanan uang

https://pixabay.com/stuk

Sebelum kamu benar-benar memutuskan keluar dari tempat kerjamu sekarang dan ingin menjadi freelancer, pastikan kamu sudah punya simpanan uang dulu ya. Paling tidak uang tabunganmu cukup untuk kebutuhan 1-2 bulan ke depan setelah kamu resign.

4. Pilih pekerjaan yang sesuai passion

https://pixabay.com/snapwiresnaps

Misalnya, kamu punya keahlian dibidang desain grafis, maka kamu bisa menjadi freelance desain grafis yang membuka jasa pembuatan logo, desain kaos, website, dan sebagainya. Atau kamu punya keahlian di bidang menulis maka kamu bisa menjadi copy writing, penulis konten website, dan lainnya. Pastikan paling tidak kamu memiliki satu keahlian, karena itulah yang akan kamu jual.

Kamu harus aktif menawarkan diri bahwa kamu seorang freelance yang membuka jasa sesuai keahlian yang kamu miliki. Kamu juga harus aktif mencari pekerjaan sebagai freelance di situs online atau media sosial. Atau kamu juga bisa kok membuka jasa secara pribadi melalui website pribadimu dan akun media sosialmu.

Kalau tidak dapat klien bagaimana? Sedih pasti, ketika kita tidak mendapatkan klien dari jasa yang kita tawarkan. Apalagi pendapatan kita berasal dari klien yang menggunakan jasa yang kita jual. Tidak perlu khawatir, selama kita berusaha dan diiringi dengan doa, yakinlah suatu ketika usaha kita tidak akan sia-sia. Suatu saat pasti ada klien yang tertarik dengan jasa yang kita tawarkan.

Kalau kamu sebagai freelancer dan kesulitan mendapatkan klien, kamu tidak sendiri. Saya pun juga pernah kesulitan mendapatkan klien dan diliputi kekhawatiran.

Jadi, selama kamu belum mendapatkan klien dari pekerjaan lepas yang kamu tekuni, kamu tidak akan kekurangan uang, karena masih memiliki simpanan uang yang cukup. Selain itu, perlu diingat sebagai freelancer gaji atau honor yang kamj dapatkan tidak konsisten setiap bulan. Tergantung proyek yang kamu kerjakan. Ada yang dibayangkan setelah proyek selesai, misalnya 2-3 bulan. Artinya tidak semua freelancer mendapatkan gaji rutin per bulan.

Pastikan pekerjaan lepas yang kamu kerjakan sesuai passion dan kemampuan yang kamu miliki. Ingat tujuan kamu menjadi freelancer. Jika kamu ingin menjadi freelancer dengan tujuan tidak mau tertekan dengan pekerjan kantor, ingin lebih mengembangkan kemampuan diri, dan ingin bekerja sesuai passion. Maka pastikan jenis pekerjaan lepas yang kamu kerjakan sesuai passion.

Ketika kamu mengerjakan sesuatu yang kamu sukai, yang sesuai passion dan minatmu, serta di dukung dengan keahlian yang kamu miliki, maka kamu bisa mengerjakannya dengan bahagia. Rasanya tidak seperti sedang bekerja yang identik dengan sebuah tekanan.

Banyak orang yang berpikir "kalau begitu, kita gak punya tantangan dong". Seorang freelancer tetap memiliki tantangan dalam bekerja kok, meskipun pekerjan mereka sesuai passion. Namun, mereka juga dituntut untuk menghasilkan hasil akhir yang memuaskan klien. Inilah yang juga menjadi tantangan bagi para freelancer.

Tidak semua freelancer sudah memiliki keahlian yang mumpuni, banyak juga yang masih belajar meskipun memiliki bekal keahlian. Ini juga menjadi tantangan bagi mereka untuk terus belajar, mengasah skill, sehingga bisa menjadi seseorang yang ahli dibidang yang diminati.

5. Siap mental


https://pixabay.com/startupstockphotos

Nah, terakhir yang perlu kamu siapkan dan tidak boleh diabaikan adalah persiapan mental. Mungkin ada banyak orang yang tidak mendukungmu dengan bekerja sebagai freelance. Apalagi bagi mereka yang memiliki standar tentang pekerjaan yang ideal adalah pekerja tetap atau PNS.

Jika kamu dikelilingi oleh orang-orang tersebut. Hal yang kamu lakukan adalah persiapkan mental jika lingkungan sekitarmu tidak mendukungmu, bahkan mungkin keluargamu saja tidak mendukung. Yang perlu dilakukan tetaplah lakukan pekerjaanmu sebaik mungkin. Tunjukkan bahwa meskipun kamu bekerja sebagai freelance, kamu tidak merepotkankan keluargamu dan orang-orang di sekitarmu.

Siapkah kamu menjadi pekerja lepas (freelance)? Saya seorang freelance, kalau ada teman-teman yang juga freelance, boleh kok sharing disini.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Jurnal Harian Kinah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelilingi Diri dengan Kegembiraan, Ucapkan Terima Kasih Saat Melepaskan

Tyding Up & Spraking Joy Setiap kali melihat atau mendengar dua kata kunci tersebut, selalu teringat dengan Marie Kondo pengagas KonMari Method. Meskipun terlihat sekilas seperti gaya hidup minimalis, tetapi metode KonMari by Marie Kondo bukan sekedar tentang banyak sedikitnya barang di sekitar kita. Tetapi, mendorong seseorang untuk hidup diantara hal-hal yang memicu kegembiraan.  Dalam metodenya, KonMari mengajak kita untuk mulai merapikan hal-hal di sekitar kita yang dapat menimbulkan "kekacauan". Bukan hanya sekedar bebenah atau bersih-bersih semata, tetapi melibatkan perasaan dalam setiap prosesnya.  Seperti yang terlihat dalam serial Netflix "Sparking Joy with Marie Kondo". Bagaimana Marie Kondo memulai menyapa tempat yang akan dibersihkan, mengajukan pertanyaan sederhana pada diri sendiri terkait dengan barang-barang yang akan dirapikan. Apakah ini memicu kegembiraan? Sparking Joy with Marie Kondo on Netflix Netflix menayangkan serial reality Marie Kondo

Gak Percaya Diri dengan Hasil Tulisanmu? Coba Terapkan 5 Hal Ini!

Bukan hanya penampilan saja yang membuat seseorang tidak percaya diri. Hasil karya seperti tulisan pun kerap membuatnya minder, apalagi jika harus dipublikasikan.  Sebenarnya ini hal yang wajar, apalagi jika baru pertama kali membuat tulisan untuk dipublikasikan, entah di blog pribadi, media sosial, website, atau platform menulis lainnya. Jika kamu salah satu orang yang tidak percaya diri dengan hasil tulisanmu, coba lakukan 5 hal berikut ini! Cari Referensi Bacaan mencari referensi via https://pixabay.com/Kaboompics Kamu bisa mencari referensi bacaan secara online seperti website atau jurnal online, maupun melalui buku. Fokuslah pada bacaan sesuai dengan apa yang ingin kamu tulis. Misalnya, kamu ingin menulis artikel berita, maka situs berita online seperti Kompas.com, Detik.com, Tempo.co, dan portal berita online lainnya lebih cocok dibandingkan membaca buku Novel. Lain halnya jika kamu ingin menulis cerpen, maka referensi yang kamu butuhkan adalah kumpulan cerpen. Saya pernah